Sudah seringkali umat Islam di Indonesia mengawali ibadah puasa di bulan Ramadhan atau penentuan hari raya Idul Fitri tidak serentak atau bersamaan, bahkan saat memulai ibadah puasa Ramadhan 1443 H ini, sebagian umat Islam di Indonesia memulai pada Sabtu (02/04) dan sebagian yang lain memulai pada Minggu (03/04), namun ada hal yang luar biasa sudah dilakukan oleh umat Islam di Indonesia, meski berbeda dalam mengawali ibadah puasa Ramadhan bahkan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri juga kemungkinan berbeda, Umat Islam di Indonesia tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan khusyuk dan khidmat, yakin dengan keyakinannya masing-masing, dengan tetap saling menghormati serta menghargai perbedaan pendapat itu.
Kerukunan dalam perbedaan merupakan salah satu anugerah dari bulan suci Ramadhan yang mesti disyukuri oleh umat Islam di Indonesia, disisi lain juga sebuah pembuktian jika umat Islam di Indonesia makin dewasa dalam beragama, seperti esensi dari ibadah puasa itu sendiri yakni, al–imsak atau menahan diri dan dalam konteks berpuasa sendiri, menahan diri tidak sekedar menahan diri dari rasa haus, lapar maupun syahwat, namun juga harus mampu untuk mengekang lisannya dari ucapan bohong, mencaci maki, menyebar fitnah, menyebar berita hoaks dan sebagainya.
Kewajiban berpuasa di bulan suci Ramadhan sendiri bisa dikatakan sebagai perjalanan rohani untuk mencapai relasi vertikal yang berkualitas yakni, Ketakwaan terhadap Allah SWT dan perjalanan rohani untuk mencapai relasi sosial yang unggul melalui kepedulian, kerukunan, kedermawanan, perhatian serta kepekaan sosial antar sesama umat muslim dan umat manusia, sehingga kedepannya tata kehidupan di dunia bisa damai dalam kerukunan.
Keberagaman itu sebenarnya sangat indah dan Kerukunan itu bisa kita bangun dengan sikap toleransi yang bisa dimaknai sebagai sikap berani mengakui, menghargai, serta menghormati perbedaan itu sendiri.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1443 H.
Klaten, Sabtu 16 April 2022