Semenjak pandemi Covid 19 menghampiri Indonesia, Pemerintah memberlakukan ketentuan untuk tidak melakukan mudik lebaran bagi segenap masyarakat muslim saat lebaran tiba, meski keputusan yang diambil oleh Pemerintah saat itu banyak menuai pro dan kontra, namun hal berbeda saat ini diberlakukan oleh Pemerintah terkait dengan mudik lebaran, sebuah tradisi tahunan yang bukan saja dilakukan oleh perantau atau pekerja dari dalam negeri, namun perantau atau pekerja migran dari luar negeri juga akan berbondong-bondong untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing dan yang jelas mudik lebaran bukan saja menjadi sebuah tradisi namun juga sebuah eksistensi dari seorang perantau atau pekerja migran, sehingga bisa dipastikan jika, dengan diperbolehkannya mudik lebaran pada tahun ini akan menjadikan sebuah efek domino yang sangat luar biasa di berbagai sektor.
Terkait dengan efek domino yang bisa ditimbulkan dengan adanya euforia masyarakat saat mudik lebaran, harus diperhitungkan dengan sangat matang oleh Pemerintah, bukan saja tentang pelaksanaannya, namun yang lebih penting adalah efek domino dari gelombang masyarakat yang melakukan mudik lebaran ini.
Untuk sektor ekonomi, jelas akan sangat terasa pengaruhnya dengan adanya gelombang pemudik yang akan menggerakkan sektor transportasi, baik darat, laut maupun udara setelah selama dua tahun sektor transportasi harus bukan saja mengelus dada, namun bisa dikatakan bila sektor transportasi selama dua tahun kemaren sedang mati suri, tentu hal ini bisa memberikan nafas baru bagi para operator angkutan umum dan para pedagang baik di pasar tradisional maupun pasar modern tentu menjadi jujugan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam rangkaian lebaran, hal ini tentu bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat serta akselerasi pulihnya perekonomian nasional.
Selain itu, mudik lebaran juga mampu untuk memberikan efek domino pada multi kultural, dalam arti sesungguhnya yang menikmati mudik lebaran bukan hanya masyarakat muslim yang merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, karena pada saat masyarakat muslim menikmati mudik lebaran, umat agama yang lain juga bisa menikmati hari libur yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, mereka bisa bersama keluarganya berlibur di sejumlah tempat wisata, berbelanja kuliner, membeli oleh-oleh khas dari masing-masing daerah, yang tentu saja hal ini akan menggairahkan kembali sektor pariwisata dan UMKM, perlahan namun pasti efek domino dari keputusan Pemerintah melonggarkan ketentuan mudik lebaran dengan sejumlah persyaratan, akan sangat berpengaruh dalam akselerasi pemulihan perekonomian.
Namun disisi lain, euforia masyarakat dalam menikmati kelonggaran saat mudik lebaran tentu harus disikapi dengan bijaksana, dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat ditengah melandainya angka paparan Covid 19 saat ini, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama bersama Pemerintah dan berbagai elemen lain untuk menjaga keseimbangan antara Ibadah, tradisi mudik lebaran, pergerakan perekonomian dengan kesehatan, tanpa sebuah sinergi yang kuat tentu sangat riskan sekali.
Selamat mudi lebaran, jaga kesehatan, jaga protokol kesehatan, jaga ketertiban bersama, niscaya kita akan menjadi sebuah bangsa yang besar dengan segala keberagamannya.
Salam SuaraKlaten
Klaten, Sabtu 09 April 2022.