Jakarta,SuaraKlaten.id – Peternak ayam tergabung dalam Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) menggelar aksi demo dalam aksinya di warnai dengan bagi bagi ayam gratis bagi masyarakat dan pengguna jalan yang melintas di depan Patung Kuda,Jakarta,hingga dalam hitungan menit saja sekitar 500 ayam negeri yang dibawa para pendemo ludes tanpa tersisa,Kamis,(11/10/2023).
Saat ditanya awak media kenapa dalam aksinya membagi bagi ayam kepada masyarakat,Alvino sebagai Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasioanal mengungkapkan.
“Daripada terus menerus merugi kami berinisiatif melakukan membagi-bagi ayam hidup (Life Birds) kepada masyarakat sambil kami memohon keadilan kepada pemangku kebijakan,” imbuh Alvino.
Lebih lanjut Alvino mengatakan dimana harga ayam di kandang ini di bawah harga pokok produksi.
“Dumana harga pokok produksi kami antara 21.000 sampai 22.000rb realisasinya kami jual ayah hidup di kandang antara 19.000 sampai 20.000rb per kilo per ayam hidup dengan ukuran ayam antara 1,6 sampai 1,8.Jadi hari ini kami sudah mengalami kerugian sebesar 2000rb per kilo gram.Kerugian yang kami alami ini sejak 3 minggu ke belakang.3 minggu kebelakang harga ayam sempat menyentuh harga 15.000rb terus di saat kami ingin melakukan demo kemarin harga ayam sempet naik di harga 19.000rb ini bertahan sampai sekarang.Dugaan kami ada integrator invensi dari perusahaan predator emang selalu menjual ayamnya lebih murah karena mereka tahu App kami,sebenarnya di harga 19.000 sampai 20.000rb itu kami yakin integrator untung,karena mereka ambil ke untungan dari vonc,harga pakan dan lainnya.Kalau kami ingin nya harga itu sesuai dengan yang wajar,yang wajar itu beli 2 hari yang lalu di kepala 7000an sedangkan sekarang di atas 9000 App kami itu sekarang sudah 21.000 sampai 22.000 yang wajar itu sebenernya 23.000 karena dengan ambil upah peternak 3-5%.Tuntunan ya pemerintah harus mengatur market antara perusahaan integrator harus menjual ke market tidak menjual ke pasar tradisonal,Jadi pasar tradisional itu adalah market di tengah rakyat.Sebelum tahun 2010 itu harga peternak.Di jaman pak harto dulu integrator tidak membudidaya hanya menyediakan bibit makan dan obat obatan.Dan di saat mereka membudidaya ya mereka menjual harga mereka.”ujarnya.
Dalam tuntutannya Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) menyampaikan Puluhan tahun peternak ayam mandiri selalu ditindas tanpa diperdulikan nasibnya, diduga perusahaan integrator lakukan Predatory pricing ayam hidup untuk menyingkirkan pesaingnya melalaui harga input sapronak (sarana produksi ternak ) yang tinggi dan selalu mengalami kenaikan yang tidak di imbangi dengan harga jual ayam hidup (Life Birds) dikandang.
“Sehingga peternak mandiri selalu mengalami kerugian dalam berproduksi.Peternak
mandiri dibiarkan berproduksi dengan biaya produksi yang tinggi, yang seharusnya harga input sapronak bisa lebih murah dikarenakan sudah swasembada ayam pedaging.” katanya.
Sewajarnya perusahaan integrasi vertikal menjual pakan dan DOC nya lebih murah dibanding kompetitornya sebab mereka mendapatkan bahan baku pakan serta kuota Impor GPS lebih banyak daripada kompetitornya mengapa malah sebaliknya menjual lebih mahal dibanding kompetitor mereka.Kesulitan yang dialami peternak mandiri dan peternak rakyat ini tidak dapat dilepaskan dari langkah kebijakan Kementerian/Lembaga terkait, tidak memiliki orientasi yang jelas dalam melindungi peternak mandiri dan peternak rakyat dan telah diamanatkan dalam UUD 45 Pasal 28G ayat 1 dan Pasal 28H ayat 1 tentang Hak atas perlindungan diri pribadi dan Hak Hidup sejahtera.
Harry Widyantoro sebagai Korlap Aksi menambahkan bahwa pada saat peternak mandiri panen justru harga ayam hidup selalu dirusak oleh para integrator ayam hidup (Life Birds) yang menjual dibawah Harga Pokok Produksi peternak mandiri
“sehingga selalu saja peternak mandiri menjadi korban, tetapi anehnya para Feedmill dan breeder justru dapat menciptakan pelaku baru untuk bermitra dengan iming-iming bahwa berproduksi ayam pedaging menciptakan peluang serta keuntungan luar biasa padahal justru menjerumuskan investor kepada kebangkrutan dan bahkan ada beberapa peternak mandiri yang bunuh diri karena jeratan hutang.”pungkasnya.