Cianjur, SUARAKLATEN.id – Kami ingin membantu saudara-saudara yang sedang tertimpa bencana gempa di Cianjur dan bencana yang datang secara tiba-tiba dalam waktu 5 detik, mereka kehilangan harta benda dan juga tidak sedikit yang kehilangan anggota keluarga karena tidak sempat menghindar, demikian dikatakan Ketua Badan Penyelenggara STIKes Mitra RIA Husada Jakarta, Dr dr Andi Julia Rifiana, M.Kes kepada awak media. Sabtu (03/12/2022).
Andi menyampaikan, dari data di lapangan, yang meninggal sudah mencapai angka sekitar 300 orang. Berdasarkan data tersebut, maka kami bersabar menunda keberangkatan sambil memonitor apa yang mereka benar-benar butuhkan. Sampai akhirnya kami baru putuskan, kami akan berangkat pada hari Senin, 28 November 2022 dengan bergabung ke grup Relawan Dikti (REDI) dan bergabung ke pokso REDI tersebut. Dirinya hadir ke lokasi bencana didampingi lima orang perawat yaitu, Ns. Audrey Talitha S, S.Kep, Ns. Larasati Dwi Nurita, S.Kep, Ns. Wa Yanti, S.Kep, Ns. Gloriana Thio F, S.Kep dan Ns. Wanda Dwi Putra A, S.Kep, katanya.
Dosen FKM Universitas Nasional ini menceritakan, kami bergabung ke posko REDI yang sudah terlebih dahulu berada di TKP. Posko kami di kecamatan Cugenang, kecamatan yang paling terdampak dari 5 kecamatan yang terdampak, tepatnya di desa Mangunkerta. Posisi tepat di tengah-tengah dari desa-desa yang ada di kecamatan tersebut. Kami mengisi posko kesehatan nya. Membantu para korban yang memang membutuhkan bantuan kesehatan. Saat kami datang sudah hari ke delapan pasca gempa terjadi, sehingga masalah kesehatan mulai timbul. Posko kesehatan memang masih berjarak agak jauh satu sama lain. Masalah kesehatan mulai naik karena mereka sudah lebih seminggu dalam tenda yang dihuni cukup banyak orang, dalam suasana dingin karena hujan dan beralaskan seadanya, paparnya.
Menurutnya, respon dari masyarakat yang dikunjungi sangat luar biasa, karena mereka mulai sangat membutuhkan posko kesehatan tersebut. Yang masih kuat berjalan, mereka akan datangi posko kami, tetapi jika ada yang tidak kuat berjalan, maka tim akan mendatangi tenda dimana mereka berada. Penyakit yang mulai mewabah adalah gatal-gatal atau sakit kulit dan batuk pilek yang mulai menular dari satu orang ke orang ke lainnya, imbuhnya.
Andi berharap badai segera berlalu, sehingga mereka bisa segara move on dari trauma bencana dan mereka berharap pemerintah segera melakukan pendataan terhadap kerusakan yang mereka alami, dan bantuan dana pembangunan rumah mereka bisa segera turun supaya mereka bisa segera mendirikan rumah mereka kembali, sehingga mereka bisa segera kembali ke rumah mereka masing-masing. Mereka juga sangat membutuhkan sumber-sumber air yang hilang akibat pergeserkan dibawah tanah, harapnya.
Selain itu dirinya berharap, ke depan akan ada donatur-donatur untuk membangun rumah-rumah mereka yang sudah rata dengan tanah. Karena pastinya akan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mendirikan kembali rumah-rumah mereka. Dan yang tidak kalah penting adalah sumber air yang mengalami pergeseran akibat gempa atau keretakan bawah tanah. Karena sumber-sumber air mereka tiba-tiba hilang, sehingga mereka kesulitan akan air bersih. Juga dibutuhkan para ahli dibidangnya untuk pembangunan, pungkasnya.